Inflasi ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan inflasi pada September 2022 yang mencapai 5,95% secara tahunan (YoY).
"Sedangkan secara bulanan diperkirakan inflasi akan mencapai 0,05% yang disumbang oleh kenaikan harga bensin sebesar 0,06% dan tarif angkutan kota sebesar 0,04%," lanjutnya.
Ibrahim menambahkan, Bank Indonesia sudah menerima mandat untuk menjaga laju inflasi, dan akan mencoba mengendalikan inflasi tergantung source atau akar permasalahan yang ada di lapangan.
Kata dia, strategi pengendalian inflasi di Indonesia bukan semata-mata dengan menaikkan suku bunga. Tetapi ada berbagai faktor yang mendorong laju inflasi, contohnya pasokan dan distribusi masing-masing komoditas.
Di samping itu, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (1/11) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.570 - Rp15.650.
(Zuhirna Wulan Dilla)