Potensi yang dimiliki Indonesia:
- Potensi panas bumi melimpah 23,9 GW, terbesar kedua di dunia. Total kapasitas terpasang 2,13 GW
- Indonesia memiliki perusahaan energi nasional (Pertamina) yang telah memiliki 35 tahun pengalaman dalam pengoperasian panas bumi
- Air sebagai bahan baku utama hidrogen tersedia sangat banyak
- Sebanyak 88% dari total kapastias terpasang panas bumi di Indonesia berada di wilayah kerja Pertamina Geothermal Energy.
3. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia terus mendukung dekarbonasi industri untuk mempercepat emisi nol bersih yang ditargetkan tahun 2060 atau lebih cepat. Task Force Energy, Sustainabillity & Climate (ESC) – B20 terus mempercepat upaya ini melalui aksi nyata kerjasama global menggandeng berbagai perusahaan dunia sebagai berikut:
- Pilot project green hydrogen PLTP Ulubelu (2021). Pertamina terus menggenjot pengembangan green hydrogen dari Wilayah Kerja Panas Bumi sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari energi panas bumi.
- Joint Study Agreement (JSA) Pertamina NRE dan Pondera Development BV (Pondera) (30 Agustus 2022). Pengembangan PLTB lepas pantai yang terintegrasi dengan fasilitas produksi hidrogen hijau.
- JSA Pertamina NRE, Tokyo Electric Power Company (18 Oktober 2022). Studi bersama pengembangan skala percontohan green hydrogen dan green ammonia dengan menggabungkan teknologi PLTP Pertamina dan teknologi produksi hidrogen TEPCO HD.
- JSA Pertamina NRE dan Karakatau Steel, Ignis Energy Holdings (18 Oktober 2022). Pembangunan blue/green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel yang terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas lantai dan PLTS.
- Memorandum of Understanding (MoU) Pertamina NRE, Krakatau Steel PT Rukun Raharja (Raja) (11 November 2022). Kerja sama pengembangan proyek pipa transmisi dan distribusi hidrogen bersih di wilayah Banten dan Jawa Barat.
- JSA Pertamina NRE, Keppel Infrastructure, dan Chevron (11 November 2022). Menjajaki kelayakan pengembangan fasilitas hidrogen hijau dengan kapasitas produksi minimal 40.000 ton per tahun yang didukung oleh setidaknya 250-400 MW energi panas bumi pada tahap awal
(Feby Novalius)