Serta seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan Garudafood meningkat menjadi Rp5,81 triliun, dari sebelumnya Rp4,57 triliun. Meski demikian, laba kotor Garudafood tercatat tetap naik menjadi Rp1,94 triliun dibandingkan dengan Rp1,79 triliun di kuartal III/2021.
Sementara itu, laba bersih GOOD yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 53,92% menjadi Rp278,3 miliar dari perolehan Rp180,8 miliar pada kuartal II/2022. Sementara itu, bila dibandingkan dengan kuartal III/2021 atau secara tahunan (year-on-year/yoy), laba bersih GOOD tercatat turun sebesar 11,31%
Direktur Garudafood, Paulus Tedjosutikno pun sebelumnya mengaku optimis dapat terus meningkatkan kinerja penjualan dan laba hingga akhir tahun.
Hal ini seiring dengan tren permintaan barang yang semakin meningkat di masyarakat meskipun diterpa tantangan kenaikan harga komoditas bahan baku,
"Tantangan lain yang akan dihadapi perusahaan adalah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kenaikan tingkat suku bunga bank dan inflasi yang terjadi saat ini,” tutupnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)