Sejalan dengan itu, salah satu perusahaan smelter nikel Harita Nickel, PT Megah Surya Pertiwi (PT MSP) menyatakan kesiapannya dalam mendukung transisi energi serta target NZE yang ditetapkan pemerintah. Head of HSE & Sustainability Harita Nickel Tonny Gultom menjelaskan bahwa program penghematan energi sudah dilakukan sejak tahun 2017.
Salah satunya adalah penghematan penggunaan kertas, air dan listrik, serta menggantikan jenis oli yang digunakan untuk unit bergerak dari jangka pendek ke jangka waktu pemakaian yang lebih lama.
"Kami melakukan kampanye hemat energi ke masing-masing departemen dengan hal-hal yang sederhana, seperti menggunakan kertas dua sisi, mematikan AC, komputer dan lampu ketika sudah tidak digunakan. Kami juga kampanye penggunaan air seperlunya bahkan memanfaatkan kembali air buangan dari pabrik dan pembangkit listrik untuk proses granulisasi slag dan penyiraman jalan," kata Tonny.
Lebih lanjut, Head of Technical Support Department PT MSP Willy K Dewadi menambahkan, PT MSP sedang melakukan uji coba pemanfaatan limbah domestik berupa minyak jelantah dalam aplikasi teknologi pirometalurgi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
"Kami manfaatkan minyak jelantah sebagai substitusi bahan bakar batubara pada salah satu lini dry kiln kami. Pilot project ini menggunakan 800 liter atau 4 drum minyak jelantah per minggu yang berhasil menurunkan konsumsi batu bara sebanyak 20% dari biasanya," ujar Willy.
“Jika percobaan ini berhasil dan berdampak baik terhadap instalasi, tidak menutup kemungkinan akan kita aplikasikan di setiap line,” tambahnya.
Selain beberapa upaya tersebut, PT MSP juga melakukan penghijauan di seluruh area perusahaan dengan membuat jalur hijau di sepanjang jalan dan taman-taman di area pabrik dan living quarter.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)