5. Ada Kekeliruan Kebijakan dalam Proses Rekrutmen
Pria kelahiran 30 Mei 1990 itu memandang ada kekeliruan kebijakan dalam proses rekrutmen yang terlalu besar dan cepat pada saat awal pandemi. Belva bercerita bahwa pilihan itu diambil lantaran terdapat peningkatan permintaan yang cukup signifikan atas layanan Ruangguru.
Lebih jauh, kondisi ekonomi global yang tidak menentu, ditambah lonjakan inflasi dan suku bunga, terang Belva, membuat iklim investasi dunia memburuk, yang pada akhirnya berdampak terhadap perusahaan.
"Ini berdampak terhadap komunitas startup teknologi global, termasuk kami di Ruangguru," terangnya.
6. Eks Karyawan Kapok Kerja di Startup
Seorang bekas pekerja Ruangguru yang tak disebutkan namanya mengaku ingin beranjak ke luar dari pekerjaan industri startup karena dinilai masih belum stabil dalam menghadapi tantangan ekonomi.
"Udah kapok saya (di startup)," katanya kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (23/11/2022).
Perempuan yang bekerja sebagai desain grafis lebih dari tiga tahun itu menyebut prestasi dan loyalitas tidak menjamin keberlangsungan kariernya di bekas perusahaannya.
Secara spesifik, dia menyebut Ruangguru masih kesulitan dalam memprediksi perkembangan pasar, sehingga berdampak terhadap kondisi internal, termasuk tenaga kerja.
"Ruangguru terlalu ngejar growth, juga terlalu ngandelin investor, ntar kalau penjualan ga bagus, bingung balikin duitnya," terangnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)