Selanjutnya, dari sektor dana pensiun, Ogi mencatat sektor ini mengalami pertumbuhan aset sebesar 4,2% yoy dengan nilai aset mencapai Rp338,71 triliun. Sementara itu, nilai outstanding piutang pembiayaan tumbuh 12,17% secara tahunan pada Oktober 2022 menjadi sebesar Rp402,6 triliun.
Hal ini didukung pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 31,6% yoy dan 23,7% yoy. Kemudian, gearing ratio (GR) perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,01 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali.
Ogi menyampaikan bahwa profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio non-performing financing (NPF) yang tercatat turun menjadi sebesar 2,54%, di mana per September 2022 sebesar 2,58%. Adapun, OJK mencermati tren kenaikan resiko itu dan penurunan kinerja di beberapa financial technology peer-to-peer (fintech p2p) lending.
Secara rinci, fintech p2p lending pada Oktober 2022 masih mencatatkan pertumbuhan dengan outstanding pembiayaan tumbuh sebesar 76,8% yoy, meningkat Rp0,6 triliun menjadi Rp49,34 triliun.
“Tingkat risiko kredit secara agregat atau TWP90 tercatat menurun menjadi 2,9%, di mana per September 2022 berada di level 3,07%,” pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)