"Dulu bagian dari Kawedanaan Pameungpeuk. Karena waktu itu pak Haji Umar sebagai kepala desa pertama, maka nama asal kampungnya, yakni Kampung Maroko, dijadikan nama desa sebagai Desa Maroko," ujarnya.
Menurut data dari Kementerian Dalam Negeri, jumlah warga di Desa Maroko sendiri tercatat sebanyak 4.157 orang atau 1.209 KK. Suryana menyebut sekira 70 persen lebih warganya merupakan penduduk asli.
"Sisanya merupakan pendatang dari luar Desa Maroko, seperti desa-desa tetangga di Kecamatan Cibalong. Ada juga warga yang merupakan pindahan dari wilayah kecamatan lain di Kabupaten Garut, bahkan dari Tasikmalaya dan Bandung juga ada," katanya.
Kemenangan Maroko atas Spanyol di Piala Dunia 2022 pun dikomentari Wakil Bupati Helmi Budiman. Ia mendoakan, jika salah satu desa dari ratusan desa di Kabupaten Garut itu dapat menorehkan prestasi.
"Mudah-mudahan prestasi Desa Maroko Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut, mendunia seperti prestasi negara Maroko yang lolos 8 besar Piala Dunia Qatar 2022 amin," harap Helmi Budiman di akun Instagram miliknya.
Kepala Desa Maroko, Suryana, berharap viralnya nama desa yang ia pimpin berbuah positif, khususnya untuk pembangunan infrastruktur jalan di wilayahnya. Menurut Suryana, sebagai penghubung antar wilayah, infrastruktur jalan Desa Maroko memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat.
"Jalan di Desa Maroko merupakan poros desa bagi beberapa wilayah lain. Semoga viralnya nama desa kami dapat menggugah pemerintah, untuk membantu dari segi pembangunan," kata Suryana, saat dihubungi MNC Portal.
Meski berperan sebagai penghubung antar wilayah yang memiliki peran vital, Suryana mengaku ada beberapa ruas jalan di Desa Maroko yang mesti dibangun. Terjalnya medan dan kurang baiknya kondisi infrastruktur, diakui Suryana menghambat akses transportasi masyarakat.
"Ada jalan yang harus dibangun dan diperbaiki di Desa Maroko ini. Kondisi terjalnya medan jalan sering menghambat aktivitas masyarakat," ucapnya.
Salah satunya saat mengakses layanan kesehatan di Puskesmas Maroko, warga terkendala jauhnya jarak dan kondisi jalan yang rusak. Ia menceritakan keadaan ini kerap menjadi kendala bagi para ibu hamil, baik saat akan mendapatkan obat atau vitamin, hingga proses persalinan.
"Dana desa belum bisa digunakan untuk memperbaiki dan membangun seluruh jalan yang ada, karena cakupan wilayah yang sangat luas di sini. Makanya, saya berharap terkenalnya Desa Maroko gara-gara Piala Dunia 2022 bisa membuat pemerintah membantu membangun infrastruktur jalan, karena itu yang masyarakat Desa Maroko butuhkan saat ini," ujarnya. Fani Ferdiansyah
(Taufik Fajar)