Sedangkan equitas yang diberikan perbankan asing, kata Bahlil hanya sekitar 10% dengan bunga yang juga kecil. Hal itulah yang menyebabkan kenapa hilirisasi di Indonesia mayoritas diambil asing.
"Terus kita ribut, kenapa asing semua yang ambil bahan baku kita. Bos, mereka yang melakukan investasi , kita punya duit tapi kita bikin stand by loan (SBL) untuk kredit konsumsi, bukan produktif," tegas Bahlil.
"Ini masalah besar, saya sudah ngomong berkali-kali, selama ini tidak kita ubah, sampai ayam tumbuh gigi, kita tidak akan punya smelter di Republik ini," ujarnya.
(Feby Novalius)