JAKARTA - Nilai perdagangan ekspor Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar USD268 miliar pada tahun 2022.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, berbagai komoditas utama seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.
“Batu bara bisa mengompensasi impor daripada minyak sehingga kita di bidang energi ini positif sebesar hampir 6,8 billion secara year to date, sedangkan iron and steel 29 billion, dan CPO sekitar 30 billion. Sehingga tentu ini menunjukkan bahwa ekspor Indonesia relatif kuat,” ujar Menko Perekonomian dalam keterangannya usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 11 Januari 2023.
Berikut Okezone Minggu (14/1/2023) fakta ekspor 2022 yang tembus USD268 miliar, di bawah:
1. Jokowi Hentikan Ekspor Bahan Baku Komoditi Indonesia
Presiden Jokowi mengaku akan terus menghentikan ekspor bahan baku komoditi Indonesia. Setelah nikel dan bauksit, Kepala Negara berniat menghentikan ekspor tembaga.
"Kita tambah stop bauksit dan mungkin pertengahan tahun kita stop tembaga. Kita tidak boleh mundur karena kekayaan alam ada di Indonesia dan harus dinikmati masyarakat kita," ujarnya di HUT ke-50 Tahun PDI Perjuangan.
Menurut Jokowi, penghentian ekspor nikel memberi untung yang sangat besar pada Indonesia. Di mana dari ekspor nikel hanya menghasilkan Rp17 triliun, tapi setelah dihentikan dan hilirisasi menjadi Rp360 triliun.