2. Indonesia Mengekspor Jagung ke 3 Negara
Indonesia mau ekspor jagung ke 3 negara yakni Vietnam, Filipina, dan Malaysia dalam 3 bulan pertama di tahun 2023. Adapun jumlah jagung ekspor sebanyak 200.000 ton.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi saat ditemui wartawan usai melepas mobil logistik pangan bersama Foodbank Indonesia di Jakarta.
3. Proyeksi Pertumbuhan Ekspor Indonesia Akan Tetap Tumbuh Positif
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekspor pada tahun ini akan tetap tumbuh positif meski lebih melambat daripada tahun lalu. Airlangga menuturkan, pemerintah memproyeksikan nilai ekspor naik di 12,8% dan nilai impor di 14,9%.
“Tahun 2022 ekspor kita tumbuh 29,4%, impor tumbuh 25,37%. Tahun depan (2023) diproyeksikan, karena kita basisnya sudah tinggi, ekspornya naik di 12,8% impornya 14,9%,” tambahnya.
Airlangga menambahkan, dalam rapat terbatas, Presiden Jokowi memberikan arahan kepada jajarannya agar pertumbuhan nilai ekspor yang positif ini juga diikuti dengan peningkatan cadangan devisa. Presiden juga meminta agar Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam dapat diperbaiki.
4. Prediksi Nilai Ekspor 2023
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah memproyeksikan nilai ekspor pada tahun 2023 tumbuh sebesar 12,8%.
Angka itu memang melambat dibandingkan pertumbuhan ekspor 2022 yang mencapai 29,8%, tetapi menurut Menko Perekonomian proyeksi itu ditetapkan dengan asumsi nilai basis yang sudah tinggi.
"Kita memproyeksikan pertumbuhan ekspor tahun ini melambat daripada tahun lalu, karena basisnya sudah naik tinggi," kata Menko Airlangga Hartarto dalam keterangan pers seusai mengikuti Rapat Terbatas tentang Ekspor dan Investasi yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
5. Prediksi Perlambatan Ekspor 2023
Ketergantungan ekspor di bawah 50 persen sekaligus membuktikan bahwa Indonesia termasuk dalam jajaran negara dengan pasar domestik yang kuat.
Perlambatan juga diproyeksi terjadi pada pertumbuhan perdagangan Indonesia, yang tahun 2022 mencapai 3,5%, sementara untuk tahun 2023 ini diperkirakan hanya satu persen.
(Taufik Fajar)