Pada minggu pertama Januari, pemerintah menyetujui impor sekitar 22 juta ton bawang untuk mengamankan pasokan dan mengendalikan harga.
Bagi beberapa pakar seperti Fermin Adriano, yang pernah menjadi penasihat Kementerian Pertanian, situasi ini merupakan kegagalan serius pemerintahan saat ini.
Menurut dia, itu karena pemerintah mengetahui bahwa produksi dalam negeri rendah dan semestinya mengimpor pasokan yang cukup untuk memenuhi permintaan.
Akibat kenaikan harga itu, otoritas Filipina bahkan menyita pengiriman bawang merah ilegal. Pada awal Januari, bawang senilai USD310.000 (Rp4,6 miliar) dari China dicegat karena hendak diselundupkan dengan label sebagai pakaian.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)