Wall Street Bervariasi Imbas Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga The Fed

Anggie Ariesta, Jurnalis
Rabu 15 Februari 2023 07:19 WIB
Wall street hari ini. (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (15/2/2023) waktu setempat.

Ini terjadi setelah data harga konsumen AS untuk Januari menawarkan sedikit perubahan ekspektasi tentang langkah Federal Reserve ke depan pada kenaikan suku bunga.

Mengutip Reuters, S&P 500 turun 0,03% menjadi berakhir pada 4.136,17 poin. Nasdaq menguat 0,57% pada 11.960,15 poin, sementara Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,46% menjadi 34.089,40 poin.

 BACA JUGA:Wall Street Naik, Investor Tunggu Data Inflasi AS

Harga konsumen AS meningkat karena orang Amerika terus dibebani oleh biaya perumahan sewa yang lebih tinggi, menunjukkan bahwa The Fed akan mempertahankan perjuangannya melawan inflasi.

"Inflasi tetap tinggi, meski tampaknya melambat," kata Kepala Strategi Ekuitas, Terry Sandven di US Bank Wealth Management di Minneapolis.

"Melihat aksi harga hari ini, saya pikir mungkin ada sedikit aksi ambil untung karena kinerja tahun-ke-tahun yang kuat," tambahnya.

Dari 11 indeks sektor S&P 500, tujuh turun, dipimpin oleh real estat (.SPLRCR), turun 1,08%, diikuti oleh penurunan 0,95% pada bahan pokok konsumen (.SPLRCS).

Indeks pilihan konsumen seperti produsen mobil listrik telah pulih lebih dari 60% pada tahun 2023 setelah kehilangan dua pertiga nilainya tahun lalu.

Pelaku pasar uang bertaruh pada setidaknya dua kenaikan suku bunga 25 basis poin lagi tahun ini, dengan suku bunga terlihat memuncak pada 5,28% pada bulan Juli.

Hal itu juga menambah kecemasan investor adalah pernyataan hawkish oleh Presiden Fed Richmond Thomas Barkin dan Presiden Fed Dallas Lorie Logan.

Barkin mengatakan Fed perlu memprioritaskan meredam inflasi daripada risiko terhadap pertumbuhan ekonomi AS.

Wall Street memiliki awal yang optimis untuk tahun ini, terangkat oleh minat baru pada saham-saham pertumbuhan yang bergejolak yang dipukul pada tahun 2022 karena Fed menaikkan suku bunga secara agresif untuk mengendalikan harga yang curam.

Reli, bagaimanapun, terhenti minggu lalu menyusul tanda-tanda pasar tenaga kerja yang ketat dan komentar hawkish dari pembuat kebijakan Fed.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya