Hanya saja, lanjut dia, stok beras Bulog yang tersedia dikhususkan bagi pelanggan setianya. Hal itu demi menjaga hubungan baik ke depannya. Namun, tidak menutup kesempatan bagi pelanggan baru yang ingin membeli di lapaknya.
Tetapi dengan catatan, Syahrul tidak bisa mengabulkan permintaan dalam jumlah yang banyak.
“Kalau orang baru tergantung, kalau misalnya beli yang lainnya sedikit kita kasih kalau ada barangnya. Kalau misalnya nggak ada, ya nggak kami kasih. Intinya kami lebih mengutamakan pelanggan tetap,” tutur Syahrul.
Sambung dia, beda halnya jika yang membeli langganannya. Jika langganannya itu memesan 20 ton, akan dikirimkan. Hanya saja pengirimannya tidak langsung sebanyak 20 ton.
Melainkan bertahap, misal 3 ton di tahap awal dan dilanjutkan sisanya. Hal itu karena jumlah langgananya banyak sehingga dalam sehari itu pengirimannya dibagi rata.
Sebelumnya, MNC Portal Indonesia mendatangi pedagang di pasar tradisional Mangunjaya, Bekasi. Saat ditemui, pedagang tersebut mengeluhkan kekosongan beras Bulog yang ada di Pasar Beras Induk Cipinang. Alhasil, kini konsumen yang datang ke lapaknya tidak bisa lagi membeli beras Bulog.
"Sekarang beras Bulog di pasar Cipinang itu udah kosong belum ada masuk lagi. Yang nyari banyak. Sekarang kalau pembeli ke kesini nyari beras Bulog, saya bilang kosong terus," ujar Sunardi saat ditemui kemarin.
Dia menuturkan, tingginya minat masyarakat menengah ke bawah terhadap beras Bulog ini karena harganya lebih terjangkau dibandingkan beras medium merek lain.
(Zuhirna Wulan Dilla)