JAKARTA - Saham PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) diprediksi masih terkoreksi. Di mana dalam empat hari perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PGEO belum menunjukkan kinerja positif.
Secara kumulatif, saham anak usaha Pertamina tersebut terkoreksi 4,37%.
Menurut Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana, saham PGEO memiliki free float rendah sehingga menurunkan potensi keuntungan berupa capital gain dari hasil transaksi.
Baca Juga: Saham PGEO Terkoreksi 8,75%, Ini Penyebabnya
“Walaupun masih ada prospek, tapi perseroan belum akan mampu bersaing langsung secara kinerja dengan emiten energi non-EBT karena biaya pengembangan yang mahal,” imbuhnya, Kamis (2/3/2023).
Jika diamati, rasio profitabilitas perseroan memang terbilang minim. Dengan perolehan laba Rp2,2 triliun pada kuartal III-2022, dan ekuitas sebesar Rp29,3 triliun pasca-IPO, maka ROE PGEO hanya sekitar 7,5 persen.
Baca Juga: IPO PGE, Erick Thohir: Jangan Dikonotasikan sebagai Liberalisasi
Secara umum, semakin sedikit saham yang beredar di pasar, maka volatilitas harga saham akan tinggi pula. Kondisi tersebut biasanya memberikan ruang kepada pihak yang memiliki intensi memainkan saham tersebut.
Wawan menilai likuiditas saham menjadi salah satu hal penting yang dipertimbangkan oleh para investor. Jika diperhatikan, saham PGEO sendiri tergolong saham dengan likuiditas rendah.