Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga berharap tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang dipakai di tiga TPST itu dapat lebih dari 60 persen.
"Ini TKDN-nya saya harap bisa lebih dari 60 persen, karena akan bisa difabrikasi di mana-mana dan di beberapa industri dalam negeri dan itu akan menunjukkan kedaulatan kita dalam bidang teknologi dan pengelolaan sampah yang menjadi tren dunia saat ini," kata Luhut.
Jika beroperasi penuh, tiga TPST di Denpasar dapat mengolah 1.020 ton sampah per harinya, dengan rincian Kesiman Kertalangu 450 ton, Taman Hutan Raya 450 ton, dan Padangsambian Kaja 120 ton.
Keberadaan tiga TPST itu menjadi penting karena akan menggantikan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Suwung di Denpasar, yang akan ditutup total pada tahun ini.
TPA Suwung saat ini merupakan salah satu tempat penampungan sampah terbesar di Bali yang menampung limbah dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Tempat pembuangan akhir itu berdiri di atas lahan seluas 32 hektare, dan telah beroperasi sejak 1980-an. Tiap harinya, TPA Suwung menampung kurang lebih 1.200 ton sampah per hari.
Limbah rumah tangga yang dibuang ke TPA Suwung saat ini menumpuk hingga membentuk gunungan sampah sebagaimana yang ada di TPST Bantar Gebang.
"TPA Suwung kami harap dalam beberapa waktu ke depan semua sudah kita tutup. Kemampuan tiga TPST sekarang ini 1.020 ton dan itu bisa ditingkatkan sampai 1.500 ton," kata Menko Marves.
Dia menambahkan di Kabupaten Badung juga ada satu TPST yang dapat mengolah 350 ton sampah per hari. TPST di Badung itu juga akan menjadi pengganti TPA Suwung bersama tiga TPST di Denpasar.
(Taufik Fajar)