Begitupun dengan daging ayam. Kata Mendag, daging ayam potong tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama. Karena itu, harganya pun bisa berubah dalam hitungan jam. Misalnya, ayam dipotong pukul 06.00 pagi, maka harganya bisa tinggi dikisaran Rp36.000-40.000 per kg.
Itu karena kondisi ayam masih segar. Beda halnya jika konsumen membeli pada pukul 08.00 pagi, harga ayam potong sudah turun di kisaran Rp32.000-33.000 per kg, karena kondisi ayam sudah tidak segar.
"Begitu juga dengan cabai, jika panennya bagus, maka akan dijual esok hari. Namun, jika kondisinya tidak banyak yang bagus, maka harganya akan jadi lebih murah. Tetapi, jika stoknya seketika langka maka harganya jadi jauh lebih mahal," paparnya.
Karena permasalahan itulah, maka lahirlah Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang akan menyiapkan stok berbagai kebutuhan pokok yang diharapkan bisa menyediakan stok untuk sampai tiga bulan.
"Tapi sekali lagi, itu perancangan yang bagus tapi terbentur dengan masalah anggaran sehingga belum bisa berjalan dengan baik, masih ada tutup tambal sulam," ungkapnya.
Seperti contohnya saat harga jagung naik, Bapanas belum bisa menyiapkan stok dalam jumlah banyak agar harganya turun, melainkan caranya dengan memberikan subsidi. Begitu juga dengan kedelai.
"Kalau jagung naik disubsidi Rp1.500 baru begitu bisanya. Kalau kedelai naiknya tinggi disubsidi Rp1.000 per kg. Baru itu kemampuan Bapanas. Ya tentu saya mendukung penuh agar kita punya stok pangan," tandas Mendag.
(Zuhirna Wulan Dilla)