BALI - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku waspada setelah kejadian Silicon Valley Bank bangkrut. Tutupnya bank Amerika Serikat (AS) tersebut menjadi pelajaran untuk OJK dalam mengeluarkan kebijakan utamanya pada sektor perbankan.
"Pembelajaran ini saya kira sudah sangat jelas sekarang regulator termasuk OJK harus lebih waspada dalam menyeimbangkan prinsip-prinsip penting dari perbankan dan keuangan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Enhancing Policy Calibration for Macrofinancial Resilience, Bali, Selasa (28/3/2023).
Bangkrutnya Silicon Valley Bank menjadi sorotan karena bank tersebut memiliki banyak nasabah yang nilai rekeningnya sangat besar.
Kebangkrutan Silicon Valley Bank pun menjadi kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah Amerika setelah Washington Mutual pada 2008 lalu.
Silicon Valley Bank mulai mengalami kebangkrutan sejak nasabahnya yang mayoritas adalah perusahaan teknologi menarik simpanan mereka karena membutuhkan uang tunai untuk pembiayaan.
Silicon Valley Bank sampai harus menjual obligasinya untuk menutup kerugian akibat penarikan itu. Namun, karena kenaikan tingkat suku bunga, aset-aset bank itu semakin berkurang dan hilang.