Menakar Prospek Saham NCKL Pasca-IPO

Mutiara Oktaviana, Jurnalis
Jum'at 14 April 2023 14:22 WIB
Prospek saham NCKL usai IPO (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) resmi mencatatkan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan nikel ini melepas sebanyak 7.997.600.000 saham atau setara dengan 12,67% dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham initial public offering (IPO).

Dalam IPO ini, perseroan melepas saham tersebut dengan nominalRp100 per saham dengan harga penawaranRp1.250 per saham sehingga Trimegah Bangun meraih dana IPO mencapaiRp9.997.000.000.000 atau hampirRp10 triliun.

Harga penawaran tersebut berada di rentang atas dari harga pada saat masa penawaran awal atau bookbuilding 15-24 Maret lalu di levelRp1.220 hinggaRp1.250 per saham.

Analis MNC Sekuritas Alif Ihsanario menilai secara valuasi, harga penawaran NCKL tergolong murah dan cukup menarik.

"Secara valuasi multiples PE kami nilai harga penawaran NCKL tersebut tergolong discounted, sekitar 16.7x untuk FY22 dengan asumsi annualized net profit untuk FY22 mencapai Rp5,16 triliun," kata Alif dalam keterangannya, Jumat (14/4/2023).

Lebih lanjut, pengembangan industri kendaraan listrik ditopang dengan momentum dan merupakan sebuah revolusi otomotif yang pasti terjadi dalam jangka panjang. Hal ini turut memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.

"Kami memandang NCKL berpotensi merajai rantai pasok nikel Indonesia, karena memiliki keunggulan esensial yaitu mampu mempenetrasi rantai pasok nikel dari produk class II nikel seperti ferronickel, hingga produk hilir prekursor baterai berupa nikel sulfat dan kobalt sulfat," ujarnya.

Sebagai gambaran, lanjut Alif, produk nikel sulfat ini tinggal beberapa langkah lagi menjadi baterai kendaraan listrik, dapat diolah lebih lanjut menjadi nickel hydroxide yang merupakan katoda dalam baterai tipe NiMH, atau dapat diolah melalui proses purifikasi lanjutan untuk kemudian memperoleh katoda untuk baterai NMC maupun NCA.

"Oleh karena itu kami memandang potensi value derivation dari investasi proyek yang dilakukan NCKL sebagai menarik, meskipun untuk cash in akan membutuhkan waktu beberapa tahun," katanya.

Meski demikian, perkembangan ke depan perlu pemantauan lebih lanjut. Karena pada dasarnya akan tergantung pada harga dari komoditas nikel. Dia juga melihat, absorpsi nikel Indonesia dalam jangka waktu dekat-menengah akan lebih ditujukan ke pasar global.

"Prospek emiten produsen nikel class II dan class I dapat ditinjau dari laju pengembangan industri EV dari konsumen-konsumen global, terutama China yang merupakan penggerak dan konsumen industri EV terbesar, dengan laju konsumsi nickel dalam industri EV setidaknya sebesar 10,3% CAGR hingga 2025," ujar Alif.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya