JAKARTA - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) mengantongi laba bersih sebesar Rp424,67 miliar pada kuartal I-2023. Laba tersebut tumbuh 3% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp410,87 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Jumat (28/4/2023), peningkatan laba seiring dengan pertumbuhan pendapatan dari penyaluran dana sebesar 10% yoy menjadi Rp1,38 triliun.
BTPS juga mencatatkan pendapatan setelah distribusi bagi hasil meningkat 8% yoy menjadi Rp1,27 triliun dari posisi pada periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp1,17 triliun.
Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad menjelaskan bahwa saat ini bank juga terus memperluas akses suplai barang dan akses pasar, salah satunya melalui BTPN Syariah Ventura yang merupakan anak perusahaan dan perpanjangan tangan bank dalam bersinergi dengan mitra-mitra strategis yang memiliki semangat yang sama dalam membesarkan masyarakat inklusi.
“Kami percaya semua masyarakat Indonesia dari berbagai segmen manapun berhak mendapatkan akses keuangan yang tepat serta akses yang lebih luas lagi untuk kehidupan yang lebih baik. Bank pun senantiasa untuk terus semakin relevan dengan kebutuhan nasabah dan dinamika bisnis," katanya.
Adapun BTPS juga turut mencatatkan peningkatan angka kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar 123% menjadi Rp29,26 miliar dari posisi sebelumnya Rp13,12 miliar.
Pertumbuhan tipis laba BTPS seiring dengan beban operasional lainnya yang menebal 12% mencapai Rp727,66 miliar dari Rp648,93 miliar. Sementara dari sisi rasio penting perusahaan, net operationg margin (NOM) terkoreksi sebesar 147 basis poin (bps) menjadi 10,25%.
BTPS juga mencatatkan penurunan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) susut 211 bps menjadi 21,29% dan imbal balik aset (return on asset/ROA) melemah 114 bps menjadi 9,98%.
Dari sisi intermediasi, sepanjang tahun berjalan BTPS telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp11,8 triliun tumbuh 11,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp10,6 triliun. Dengan demikian, BTPS membukukan total aset mencapai Rp22,1 triliun.
Seiring dengan pertumbuhan portofolio pembiayaan tersebut, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross meningkat dari 2,41% menjadi 3%. Pada periode yang sama NPF net juga naik dari 0,14% menjadi 0,50%.
Manajemen BTPS menjelaskan bahwa bank tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal kuat. Capital adequacy ratio (CAR) bank anak usaha PT Bank BTPN Tbk ini berada pada level 51,7%, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.
Adapun dari sisi pendanaan, himpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga kuartal I 2023 sebesar Rp12,8 triliun, naik 15,94% yoy.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)