Ini Strategi Memulai Kembali Investasi Saham

Safina Asha Jamna, Jurnalis
Selasa 02 Mei 2023 12:33 WIB
Ini Strategi Memulai Kembali Investasi Saham (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Libur panjang hari raya Lebaran berakhir, saatnya aktivitas dimulai. Termasuk aktivitas berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ketika sempat berhenti berinvestasi saham, entah karena libur panjang atau jeda akibat kesibukan atau aktivitas lain, maka yang pertama kali perlu dilakukan adalah menyusun kembali portofolio investasi.

 BACA JUGA:

Salah satu caranya dengan menghitung berapa saham serta instrumen lain yang kita miliki, disesuaikan dengan kebutuhan investasi dan target keuntungan atau return yang kita harapkan.

Mengapa perlu dihitung kembali? Karena harga saham dan instrumen lain yang kita miliki, misalnya surat utang atau obligasi, harganya pasti berubah selama investor tidak aktif berinvestasi.

Untuk menghitung kembali komposisi portofolio yang tepat diperlukan identifikasi ulang profil risiko seorang investor karena bisa jadi profil risiko yang berubah.

Bisa saja tahun sebelumnya seorang investor dikategorikan agresif atau berani menoleransi risiko yang besar hingga kehilangan seluruh modal investasinya, tetapi dengan potensi return yang tinggi. Namun, karena seiring usia yang bertambah atau mungkin karena ada kebutuhan jangka pendek, maka investor berubah menjadi profil moderat, yaitu berada di tengah-tengah antara karakter agresif dan konservatif.

Seorang investor agresif bisa menempatkan 80-100% dana investasinya pada saham, sementara investor moderat bisa mengalokasikan 50% dana investasinya pada instrumen saham dan 50% sisanya pada instrumen pendapatan tetap, seperti obligasi korporasi dan surat utang negara serta pada instrumen pasar uang, yaitu surat utang yang jatuh temponya kurang dari setahun, dan pada deposito bank.

Sedangkan, investor konservatif hanya disarankan untuk menginvestasikan maksimal 20% dari dana investasinya pada instrumen saham dan selebihnya dalam bentuk pendapatan tetap dan pasar uang. Adapun perusahaan sekuritas tempat investor membuka rekening memiliki tools untuk mengukur profil risiko investasi.

Ketika ada jeda waktu dalam berinvestasi, cek kembali komposisi tersebut, apakah masih sesuai dengan risiko yang bisa ditoleransi. Seiring dengan naik turunnya harga saham dan nilai investasi instrumen lain, maka akan mengubah presentasi masing-masing portofolio. Jika nilai saham sudah bertambah, maka investor harus melakukan penjualan saham dan kelebihannya dibelikan instrumen pengimbangnya, misalnya obligasi atau dialokasikan menjadi tambahan deposito.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya