Begitupun sebaliknya, jika harga saham yang dimiliki turun, sehingga komposisi instrumen pasar uang misalnya lebih besar, maka investor bisa menarik depositonya dan membeli kembali saham di harga rendah tersebut, agar komposisinya kembali sesuai. Langkah ini disebut dengan rebalancing portfolio.
Faktor lain yang perlu dicermati investor adalah jenis saham yang dipilih. Ada saham-saham berbasis growth, value, quality, sampai dengan high dividend. Investor bisa menentukan jenis saham yang dipilih berdasarkan faktor toleransi risiko dan jangka waktu berinvestasi.
Setelah menentukan pilihan jenis saham ini, cermati pula sektor usaha emiten atau perusahaan publik yang sahamnya ingin kita beli. Sektor usaha perusahaan berkaitan dengan risiko investasi dan prospek investasi di masa depan. Sektor investasi juga berkaitan dengan faktor eksternal seperti situasi ekonomi, kebijakan politik, persaingan usaha, stabilitas keamanan dan faktor-faktor lainnya.
Dan yang paling penting, pelajari kinerja setiap perusahaan tercatat sebelum sahamnya dipilih untuk masuk ke dalam portofolio investasi. Semakin seorang investor memahami kinerja investasi saham miliknya, semakin kecil risiko investasi.
Saham yang memiliki kinerja baik, meskipun dalam perjalanan harga sahamnya mengalami fluktuasi harga atau naik dan turun, akan kembali naik mengikuti prospek kinerja jangka panjangnya.
Investor bisa menganalisis kinerja keuangan perusahaan dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh masing-masing perusahaan di website atau membaca hasil analisis keuangan yang dibuat perusahaan sekuritas.
Amati pula situasi eksternal yang akan mempengaruhi investasi di pasar saham dan jangan panik jika harga saham turun sewaktu-waktu jika sudah meyakini kinerja perusahaan baik-baik saja.
Investor fundamental yang berinvestasi di instrumen saham membutuhkan waktu yang panjang agar risiko yang tinggi dari pasar saham bisa dikelola dengan baik. Memang ada strategi investasi teknikal yang dilakukan para spekulator yang bisa menghasilkan cuan dalam jangka waktu pendek, bulanan, mingguan bahkan harian.
Namun, cuan jangka pendek ini hanya bisa dihasilkan jika investor memantau pergerakan harga saham setiap waktu dalam setiap hari, sehingga bisa membaca pola fluktuasi harga saham yang dimilikinya. (TIM BEI)
(Dani Jumadil Akhir)