JAKARTA - Ibu Kota Jakarta sangat dikenal dengan macet. Apalagi di jam-jam sibuk seperti saat masuk dan pulang kerja.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, kehadiran MRT sejak 2013 telah membuat ranking Jakarta sebagai kota termacet turun.
“Pembangunan MRT sejak 2013 silam sepertinya sudah 15 tahun kebelakang bagian pelaku sejarah. MRT hadir ada beberapa hal, pertama tahun 2013 itu Jakarta tercatat kota Termacet nomor 4 termacet di dunia, adapun Surabaya kedua. Namun sekarang posisi itu turun ke 29, oleh karena itu kami mengajak warga masyarakat kita sama-sama menggunakan fasilitas publik,” ungkap Tuhiyat.
Lebih lanjut, dirinya juga meminta masyarakat agar bisa menikmati dan menggunakan fasilitas transportasi publik.
Pasalnya kehadiran MRT tak hanya membuat ranking tersebut turun, tapi juga membawa perubahan budaya baru di Indonesia, di antaranya budaya antre, inklusif, sistem pembayaran, budaya bersih hingga budaya menghargai orang lain.
“Harapan kita adalah mari kepada masyarakat kita menggunakan transportasi publik karena MRT sebetulnya punya tagline ubah Jakarta, ada dua yang diubah. Satu, mengubah insfrastuktur karena kereta api itu adalah mess jadi bisa mengangkut banyak, yang kedua akita ingin mengajak warga Jakarta untuk mengubah culture budaya, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk kita bisa meningkatkan budaya-budaya itu,” pungkas Tuhiyat.
(Feby Novalius)