Menurut dia, anak -anak muda sekarang lebih memilih bekerja di pabrik dibanding usaha jasa sol sepatu.
"Kami menggeluti usaha ini bisa terpenuhi kebutuhan ekonomi keluarga juga mampu menyekolahkan dua anaknya hingga lulus SMA dan kini sudah bekerja di Jakarta," katanya.
Menurut dia, dirinya setiap hari berkeliling masuk kampung keluar kampung hingga menempuh perjalanan 20 kilometer dan pelanggan tak pernah sepi.
Para pelanggan memberikan imbalan atau upah yang ditetapkanya yang beragam dan tergantung tingkat kerusakan sepatu dan sandal, mulai Rp15 ribu sampai Rp50 ribu/pasang.
"Jika jenisnya mudah dan ukurannya kecil seperti sepatu anak-anak Rp20 ribu/pasang, untuk yang jenis sepatu olah raga dewasa Rp25 ribu/pasang, dan yang kulit agak keras Rp50 ribu/pasang," kata Dedi.
Begitu juga Ujang (45) seorang pelaku usaha sol sepatu keliling mengaku bahwa dirinya cukup lega setelah pandemi COVID -19, pendapatan relatif lumayan hingga pulang ke rumah bisa membawa uang rata-rata Rp300 ribu/hari.
Profesi usaha jahit sepatu digeluti sejak usia 20 tahun dan kini hampir 25 tahun masih berkeliling mencari konsumen.
Bahkan, dirinya terkadang berjalan kaki ke Pandeglang sepanjang 20 kilometer.
Pendapatan tukang jasa sol sepatu dan sandal Rp300 ribu bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
Sebab, modal usaha sol sepatu dan sandal itu hanya keterampilan dan benang sehingga memperoleh keuntungan yang lumayan.
"Kami bisa membeli motor, rumah dan tiga anaknya bisa sekolah hingga SMP dan SMA," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak Maman mengatakan pemerintah daerah perlu melakukan pelatihan ketrampilan
(Taufik Fajar)