JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian memastikan tarif untuk LRT Jabodebek akan jauh lebih murah dibandingkan dengan tarif bus angkutan aglomerasi dari wilayah penyangga ke Jakarta.
Dirjen Perkeretaapian Risal Wasal mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih mengkaji besaran tarif yang akan dikenakan pada LRT Jabodebek.
BACA JUGA:
"Soal tarif, sedang kita siapkan (besaran tarifnya)," kata saat ditemui di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (5/6/2023).
"Yang pasti lebih murah, lebih nyaman, aman daripada angkutan yang dekat, karena kan lebih tepat waktu ya terinteintegrasi dengan baik. Dari Cibubur bisa naik KRL dari dukuh atas dan angkutan lainnya," tambahnya.
BACA JUGA:
Rizal menjelaskan tarif usulan yang ada saat ini ialah untuk tarif awal berkisar Rp5 ribu, dan tarif perkilonya dikenakan Rp750 tarif terjauhnya sebesar Rp25 ribu.
"Tapi ini masih konsep artinya bisa berubah karena ada 3 alternatif masalah tarif tadi. Sifatnya sekarang masih usulan bukan putusan. Usulan yang paling efisien murah enak nyaman bagi masyarakat pengguna," katanya.
Adapun jika merujuk tarif JRConnextion yang dioperasikan Perum Umum Pengangkutan Penumpang rute Grand Wisata, Bekasi menuju Kuningan, Jakarta Selatan dikenakan tarif Rp25 ribu.
Artinya tarif tersebut lebih efisien jika gunakan LRT Jabodebek dibandingkan angkutan lainnya.
Hal itu lantaran akan lebih cepat dan tidak terkena kemacetan jalan.
Sementara itu, Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati mengatakan bahwa akan ada subsidi untuk tarif LRT Jabodebek yang berkisar 40 persen untuk jarak terjauh.
"Yang jelas ada unsur subsidi, kita ada PSO kalau saya lihat skemanya dari jarak terjauh, Depok Harjamukti, sampai Dukuh Atas komponen subsidi 35-40 persen itu kalau jarak terjauh," kata Adita saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta beberapa waktu lalu.
Meski begitu, Adita belum dapat menjelaskan lebih lanjut terkait besaran tarif untuk LRT Jabodebek.
(Zuhirna Wulan Dilla)