JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan soal urgensi PT Pertamina (Persero) untuk mengambilalih hak partisipasi atau participation interest (PI) 35% Blok Masela yang saat ini masih dimiliki Shell.
Dikatakan Arifin, hal itu untuk memastikan agar proyek gas Lapangan Abadi Blok masela bisa kembali dikerjakan.
BACA JUGA:
Pasalnya saat ini proyek tersebut masih mandeg usai hengkangnya Shell pada Juli 2020 lalu.
"Untuk memastikan lapangan ini bisa dikerjain, bisa diproduksi untuk mendukung ketahanan energi toh? kalau tidak, kan tidak ada kepastiannya selama ini mau siapa, mau siapa," ujarnya ketika ditemui di Kantornya, Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/6/2023).
BACA JUGA:
Seperti diberitakan sebelumnya, Arifin telah memastikan proses negosiasi pengambilalihan PI antara Shell dan Pertamina ini akan rampung pada Juni 2023.
Arifin mengungkapkan, baik Shell maupun Pertamina telah menyetujui harga PI yang dialihkelolakan tersebut.
Sayangnya, dia tidak merincikan dengan detail besaran harga tersebut.
Dia hanya menyebutkan, Holding BUMN Migas itu akan membayar separuh hak partisipasi kepada Shell sebagai tanda jadi pada akhir Juni 2023 tersebut sesuai dengan kesepakatan keduanya.
"Sudah ada angkanya, masuklah dalam targetnya yang akan ambil participating interest dan akan diselesaikan akhir bulan ini. Kalau mau tau nilainya tunggu saja akhir bulan. Nah itu separuhnya sebagai tanda jadi, tanda serius. Tidak ada tuh kata-kata DP. Jadi kalau mau tau nilainya tunggu akhir bulan. Tapi masuk dalam angka yang emg diharapkan pihak yang ambil alih, Pertamina," katanya.
Dia menegaskan, proses negosiasi hak PI ini harus benar-benar rampung pada akhir bulan Juni 2023.
"Harus akhir bulan ini. Kalau memang mau beli dan serius, selesaikan dulu sebagai bentuk sales agreement," sambungya.
Lebih lanjut Arifin menilai, jika proses ambil alih hak PI Shell atas Blok Masela kembali 'molor', proyek raksasa itu juga terpaksa mundur dan produksi gas menjadi tertunda. Artinya, pemerintah akan mengambil posisi tegas apabila akhir Juni 2023 Pertamina dan Shell masih belum menunjukkan kejelasan soal transaksi 35% PI di Blok Masela.
"Konsekuensinya jelas kita punya project jadi mundur. Sekarang ini porsinya selain Shell itu maju Pertamina dan Petronas, dengan Pertamina yang berada di depan," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)