JAKARTA - Miliarder dari perusahaan real estate, Jay Bloom mengungkapkan bahwa dia dan putranya ditawari dua kursi wisata ke bangkai kapal Titanic dalam kapal selam Titan yang meledak.
Namun dia menolak karena masalah penjadwalan dan keamanan. Kursi mereka diambil alih oleh pengusaha Pakistan Shahzada Dawood dan putranya, Suleman, yang menjadi korban dalam musibah pekan lalu.
BACA JUGA:
Tiga penumpang lain yang melakukan perjalanan nahas itu adalah CEO OceanGate Expeditions Stockton Rush, miliarder Inggris Hamish Harding, dan penyelam Prancis Paul Henry Nargeolet.
Semua penumpang tewas dalam ledakan dahsyat bawah air yang menyebabkan kapal tiba-tiba runtuh.
Dalam sebuah posting Facebook, Jay membagikan tangkapan layar percakapannya dengan Stockton, yang menurutnya sangat yakin bahwa perjalanan itu tidak terlalu berisiko sehingga bisa berakhir dengan tragedi.
BACA JUGA:
“Pada Februari, Stockton meminta saya dan putra saya, Sean, untuk ikut menyelam bersamanya ke Titanic pada Mei. Kedua penyelaman Mei ditunda karena cuaca dan penyelaman ditunda hingga 18 Juni, tanggal perjalanan ini,” tulis Jay sebagaimana dilansir Hindustan Times.
“Saya menyatakan kekhawatiran keamanan dan Stockton mengatakan kepada saya:” Meskipun jelas ada risiko, itu jauh lebih aman daripada terbang dengan helikopter atau bahkan scuba diving. Bahkan tidak ada cedera dalam 35 tahun di kapal selam non-militer," katanya.
“Saya yakin dia benar-benar percaya apa yang dia katakan. Tapi dia salah besar. Dia sangat percaya pada apa yang dia lakukan. Terakhir kali saya melihat Stockton secara langsung adalah tanggal 1 Maret. Dia membawa saya melewati Pameran Titanic di Luxor. Kemudian, saat makan siang di food court Luxor kami membicarakan tentang penyelaman, termasuk keselamatan. Dia benar-benar yakin bahwa itu lebih aman daripada menyeberang jalan. Dia memberi saya buku foto (1 dari 324 diproduksi) ditandatangani oleh dia dan Paul Henri Nargeolet, dua dari lima orang yang ada di kapal selam itu,” kata Jay.