JAKARTA - PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL) atau Akseleran resmi IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 2,98 miliar saham. Perusahaan peer-to-peer (P2P) lending ini tercatat masih membukukan rugi tahun berjalan selama tiga tahun berturut-turut.
Menilik prospektus keuangan auditan, diketahui, rugi AKSL mencapai Rp22,5 miliar sepanjang 2022.
Namun, realisasi ini lebih rendah 26,05% year-on-year (yoy) dibandingkan 2021 senilai Rp30,39 miliar, sedangkan pada tahun 2020 kerugian yang dibukukan mencapai Rp54,75 miliar.
Penurunan rugi pada tahun 2022 disebabkan adanya peningkatan pendapatan usaha yang naik signifikan sebesar 80,01% yoy mencapai Rp71,44 miliar, dari 2021 senilai Rp39,69 miliar. Kontribusi P2P mendominasi pemasukan AKSL di samping pendapatan bunga dan lain-lain.
"Pertumbuhan penyaluran pinjaman sebesar 62,42%, dan pertumbuhan absolut net take rate sebesar 1,88% selama 2022," kata manajemen dalam prospektus, Senin (3/7/2023).
Sebagai langkah menuju profitabilitas, AKSL menargetkan pertumbuhan pinjaman yang berkelanjutan dengan pengembangan produk dan layanan baru. Perseroan juga sedang fokus mendorong peningkatan tingkat imbal hasil yang diterima dari penerima pinjaman dan pemberi pinjaman atas layanan peer-to-peer lending serta efisiensi biaya.
"Grup akan terus menjaga tingkat keberhasilan bayar yang tinggi dengan meningkatkan kualitas penilaian dalam proses persetujuan pinjaman," terang manajemen.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)