"Memang masih sedikit, kurang variatif kalau menurut kami, kita belum masuk ke inovasi-inovasi yang hi-tech seperti AI, internet optik, dan juga big data dan juga blok chain yang terakhir ini ya," jelasnya.
Tapi Tesar menuturkan bahwa kondisi tersebut terjadi karena Indonesia memiliki pasar yang kuat.
Sehingga para pelaku startup lebih memilih mengembangkan teknologi di area yang banyak penggunananya.
"(Startup) lebih banyak masuk ke area-area yang banyak penggunanya dan itu tidak salah juga sih menurut kami dan memang kekuatan kita dibanding negara-negara lain adalah pasar yang kuat," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)