Hal ini sebagai respon atas keluhan para pengusaha soal kerugian bisnis Pertashop karena hanya diperbolehkan menjual produk Pertamax yang kemudian menimbulkan disparitas harga BBM.
"Pada prinsipnya kita akan lihat yang memang lebih memungkinkan untuk memberikan keuntungan buat teman-teman di komunitas Pertashop, ini lagi dikaji kira-kira yang paling baik dan menguntungkan yang pasti kita tidak bisa untuk menempatkan produk subsidi secara langsung ini butuh kajian tapi kita lagi mengkaji itu sih dan kita akan menyiapkan solusi yang paling bagus," ujar Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan di ICE BSD, Tangerang, Rabu (12/7/2023).
Di tempat terpisah, Ketua Umum Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng-DIY) Gunardi Broto Sudarmo mengeluhkan soal kerugian yang disebabkan mulai dari disparitas harga hingga maraknya Pertamini yang ada saat ini.
"Akhirnya terjadilah disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite karena di Pertashop itu hanya menjual produk Pertamax dan juga Dexlite," ujarnya saat audiensi dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/7/2023) lalu.
Gunadi menuturkan, dengan adanya disparitas harga itu maka omzet pengusaha Pertashop di Jawa Tengah dan DIY dia sebut mengalami penurunan drastis hingga 90%. Bahkan, dia menyebutkan ada 201 dari 448 Pertashop di Jateng dan DIY yang merugi.
"Pertashop yang tutup juga merasa terancam untuk disita asetnya karena tidak sanggup untuk angsuran bulanan ke bank yang bersangkutan," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)