JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia terus mengalami surplus selama 39 bulan beruntun.
Surplus terjadi ketika nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor.
Sementara defisit kebalikannya yakni ketika nilai impor lebih besar daripada nilai ekspor.
Singkatnya pada sebagian besar perspektif, surplus perdagangan akan membawa pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi suatu negara yang mengalaminya.
BACA JUGA:
Dirangkum oleh Okezone, Sabtu (19/8/2023), berikut 5 fakta neraca perdagangan surplus 39 bulan beruntun:
1. Nilai Surplus Terakhir
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan surplus pada bulan Juli 2023 adalah sebesar USD1,31 miliar atau setara dengan Rp20 triliun. Disamping surplus yang tetap terjadi, angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan surplus yang terjadi bulan lalu sebesar Rp52,8 triliun.
2. Penyebab Menurunnya Nilai Surplus Antar Bulan (m-o-m)
Amalia mengatakan bahwa nilai surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 banyak dipengaruhi oleh sektor nonmigas yang surplus sebesar Rp49,2 triliun. Sementara yang paling signifikan menyebabkan turunnya angka tersebut adalah sektor migas yang defisit hingga Rp29,2 triliun.
3. Perbandingan Surplus Neraca Perdagangan dengan Tahun Lalu (y-o-y)
Mengacu pada data BPS. Dengan membandingkan nilai surplus pada Januari hingga Juli antara kedua tahun, 2022 dengan 2023, akan terlihat bahwa secara kumulatif, surplus neraca perdagangan pada 2023 mengalami penurunan mencapai 14% dari 2022.
Kumulatif Januari-Juli 2022 = USD29,1 miliar/Rp445,3 triliun
Kumulatif Januari-Juli 2023 = USD25 miliar/Rp382,6 triliun
BACA JUGA:
"Secara kumulatif, Januari hingga Juli 2023, total surplus neraca perdagangan tahun ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tutur Amalia.
4. Nilai Ekspor Juli
Nilai ekspor Indonesia Juli 2023 adalah sebesar Rp319,5 triliun, naik 1,36% dari ekspor Juni 2023. Sedangkan bila dibanding Juli 2022, nilai ekspornya turun sebesar 18,03%.
5. Nilai Impor Juli
Nilai impor Indonesia Juli 2023 adalah sebesar Rp299,4 triliun, naik 14,1% dari Juni 2023. Sedangkan bila dibanding dengan Juli 2022, nilai impornya juga turun sebesar 8,3%
6. Kilas Balik Proyeksi Surplus Awal 2023
Kepala Badan Kebijakan Fiskal dari Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan surplus neraca perdagangan adalah pertanda baik bagi perekonomian nasional.
“Surplus neraca perdagangan pada awal tahun ini merupakan awal yang baik dalam memperkuat resiliensi perekonomian nasional dalam menghadapi tantangan global ke depan. Angka ekspor dan impor masih cukup tinggi, bahkan paling tinggi jika dibandingkan angka pada bulan Januari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Febrio, yang dikutip dari laman Kemenkeu.
Pada Januari 2023, nilai ekspor Indonesia adalah sebesar Rp341,4 triliun. Angka itu naik 16,37% dari tahun sebelumnya. Sedangkan nilai impor Indonesia pada Januari 2023 mencapai Rp282,2 triliun, naik 1,27% dari 2022.
(Zuhirna Wulan Dilla)