Ada Apa dengan Pasar Properti China? Banyak Pengembang Kritis dan Hampir Bangkrut

Sri Kurnia Ningsih, Jurnalis
Sabtu 19 Agustus 2023 12:16 WIB
Pasar Properti di China Semakin Mengerikan. (Foto: Okezone.com/Freepik)
Share :

JAKARTA - Pasar properti China semakin mengerikan. Pasalnya banyak perusahaan-perusahaan properti yang diambang kebangkrutan.

Pertama Evergrande dengan utang hingga USD300 miliar atau lebih dari Rp4.500 triliun. Besaran utang tersebut membuat perusahaan properti raksasa itu mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS).

Tak hanya Evergrande, sejumlah perusahaan besar di pasar properti China kini sedang berjuang untuk mengumpulkan uang untuk menyelesaikan proyek-proyek pembangunan yang tengah berjalan.

Pekan lalu, perusahaan properti raksasa China lainnya, Country Garden, memperingatkan bahwa mereka juga menghadapi potensi kerugian hingga USD7,6 miliar selama enam bulan pertama tahun ini.

"Kunci dalam masalah ini adalah menyelesaikan proyek yang belum selesai karena setidaknya itu akan membuat sebagian dari pembiayaan mengalir," tulis Perusahaan Riset Ekonomi Moody's Analytics, Steven Cochrane, dikutip dari BBC Indonesia, Sabtu (19/8/2023).

Dia menambahkan, bahwa banyak rumah telah dijual sebelum dibangun tetapi jika konstruksi berhenti, pembeli tidak lagi perlu membayar hipotek.

Maka pembiayaan lebih besar dibebankan pada keuangan perusahaan pengembang properti.

Awal bulan ini, pemerintah China mengatakan bahwa ekonomi China telah masuk ke dalam deflasi karena harga konsumen menurun pada Juli untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.

Pertumbuhan ekonomi yang lemah berarti China tidak mengalami kenaikan harga barang seperti yang mengguncangkan banyak negara lain dan mendorong para bank sentral negara-negara tersebut untuk secara tajam meningkatkan biaya pinjaman.

Impor dan ekspor negara itu juga turun tajam bulan lalu karena permintaan global yang semakin lemah mengancam prospek pemulihan bagi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Angka resmi menunjukkan ekspor China turun 14,5% pada Juli dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara impor turun 12,4%.

Awal pekan ini, bank sentral China secara tak terduga memangkas suku bunga utama untuk kedua kalinya dalam tiga bulan, sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya