Kisah Pemilik Marugame Udon, Putus Kuliah yang Kini Jadi Miliarder Dunia

Kharisma Rizkika Rahmawati, Jurnalis
Selasa 29 Agustus 2023 14:01 WIB
Kisaha Takaya Awata, Miliarder Jepang yang Putus Kuliah dan Sukses Jadi Juragan Mie. (Foto: Okezone.com/Forbes)
Share :

JAKARTA – CEO Toridoll Holdings Takaya Awata menjadi pengusaha mie instan sukses di Jepang. Setelah droup out kuliah, dirinya merintis usaha mie instan yang kini populer di dunia. 

Dia dikenal dengan restoran mie udonnya yang populer. Malah dari usahanya ini, Takaya masuk dalam jajaran miliarder.

Toridoll telah mengoperasikan hampir 1.900 restoran di seluruh dunia dengan saham yang melonjak lebih dari sepertiganya selama setahun terakhir usai pandemi.

Berdasarkan harga penutupan, Jumat 25 Agustus 2023, saham milik Takaya Awata di Toridoll sebesar 48% dan bernilai USD1,1 miliar.

Pada 1990, Toridoll telah berkembang menjadi salah satu operator kedai mie terkemuka di Jepang dengan jaringan seperti Marugame Seimen, setelah didirikan oleh Takaya Awata. Toridoll juga memiliki restoran yang menyajikan mie beras Cina pedas, pancake, ramen, dan tempura yang baru digoreng.

Takaya Awata telah berfokus untuk memperluas jejak Toridoll di seluruh dunia sejak 2010. Di Jepang, perusahaan tersebut sudah memiliki lebih dari 1.000 restoran. Tak hanya itu, mereka juga hadir di Amerika Serikat, Inggris, Kamboja, Hong Kong, Indonesia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Sebagian dari ekspansi global tersebut dicapai melalui akuisisi. Pada tahun 2015, Takaya Awata mengakuisisi rantai makanan cepat saji Asia, Wok to Walk, yang hadir di Eropa.

Kemudian tahun 2018, Toridoll membayar USD242 juta untuk Tam Jai International, operator jaringan mie populer di Hong Kong, TamJai dan SamGor, dan membawanya ke publik dalam IPO senilai USD180 juta tiga tahun kemudian. Lalu pada bulan Juni 2023, Toridoll membeli Fulham Shore, operator restoran pizza dan makanan Yunani di Inggris, dengan harga sekitar USD118 juta.

Tak cukup sampai disitu, Toridoll kini telah mengalokasikan lebih dari USD650 juta untuk merger dan akuisisi di Eropa, Asia, dan Tiongkok, dengan tujuan melipatgandakan jumlah restoran miliknya menjadi lebih dari 5.500 dan menggandakan pendapatan hingga USD2 miliar dalam lima tahun ke depan.

Pada kuartal terakhir di bulan Juni, Toridoll melaporkan rekor pendapatan sebesar USD360 juta, naik 20% dari periode yang sama tahun lalu. Selain menarik lebih banyak pengunjung ke restorannya, perusahaan ini juga menambahkan bagian makanan untuk dibawa pulang, yang berkontribusi pada kenaikan pendapatan.

Namun, inflasi berdampak pada pendapatan Toridoll karena kenaikan biaya bahan makanan, misalnya, mengakibatkan penurunan laba bersih kuartalan sebesar 20% menjadi USD50 juta.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya