Takaya Awata telah terjun ke dunia bisnis restoran setelah putus kuliah dari Universitas Studi Luar Negeri Kota Kobe. Pada usia 25 tahun, dia membuka restoran ayam panggang gaya Jepang pertamanya pada tahun 1985.
"Kami hampir tidak mendapatkan bisnis apa pun," ungkap Takaya Awata dalam sebuah wawancara dengan penyiar Jepang NHK.
Diketahui bahwa kunjungan ke kampung halaman mendiang ayahnya di prefektur Kagawa, Jepang, yang terkenal dengan kedai mie udon, memberinya ide baru. Melihat antrean panjang di luar kedai udon dengan menyajikan mi kenyal dari tepung terigu tepat di depan pelanggan mereka menjadi sebuah pemandangan yang digambarkan Awata dalam sebuah posting blog sebagai pengalaman emosional tentang makanan. Hal tersebut membirikan inspirasi terhadap dirinya untuk membuka kedai mi sendiri.
Daripada mie yang diproduksi pabrik, Takaya Awata lebih memilih untuk menawarkan hidangan yang baru dimasak sebagai pengalaman sensorik yang menarik bagi pelanggan. Di restoran swalayan Toridoll yang terjangkau, mie disiapkan di depan pengunjung di dapur terbuka dan biasanya disajikan dalam kaldu kecap dengan pilihan topping yang berbeda.
Seiring dengan berkembangnya jaringan restorannya, dia membawa perusahaannya menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Tokyo pada tahun 2006. Awalnya didaftarkan di bursa Mothers untuk perusahaan rintisan dan pindah ke bagian TSE'S First dua tahun kemudian. Hal ini memberinya kemampuan untuk mengembangkan usahanya lebih jauh lagi.
Saat berlibur ke Hawaii, Takaya Awata mendapat firasat bahwa mungkin ada pasar luar negeri untuk konsepnya. Pada tahun 2011, Toridoll membuka restoran pertamanya di Hawaii, diikuti oleh restoran di Cina, Indonesia dan negara-negara lain yang lebih dekat dengan negara asalnya. Pada tahun 2021, restoran Marugame Seimen pertama dibuka di London. Alih-alih menggunakan pendekatan satu rasa untuk semua selera, dia memastikan bahwa selera rasa lokal terpenuhi. Restorannya menawarkan, misalnya, kaldu berbahan dasar tomat di Cina, yang dibuka pada tahun 2012, dan topping cabai di Indonesia, yang diluncurkan setahun kemudian.
Selama pandemi, Takaya Awata menyediakan mie udon gratis untuk anak-anak kurang mampu dengan truk makanan yang berkeliling Jepang dan juga menyediakan makanan di rumah sakit untuk para petugas kesehatan.
"Hal-hal yang membangkitkan hasrat untuk makan tersembunyi di tempat-tempat yang tidak terduga," tulis Takaya Awata di situs web Toridoll.
"Kami menemukan hal-hal tersembunyi tersebut dan menawarkannya sebagai nilai baru untuk membangkitkan kegembiraan pada pelanggan kami. Ini adalah kekuatan pendorong terbesar untuk pertumbuhan dan misi kami," pungkasnya.
(Feby Novalius)