3. Aerodyne
Aerodyne memiliki teknologi drone otonom yang dapat menyemprot tanaman, memeriksa kabel listrik, atau memantau jalanan kota. Sistem drone bertenaga AI milik perusahaan ini membantu perangkat untuk saling melakukan sinkronisasi satu sama lain dan kembali ke tempat pengisian daya yang sama.
Sejak didirikan pada tahun 2014, Aerodyne mengklaim telah melakukan lebih dari 458.000 operasi penerbangan di 45 negara, dan telah mengumpulkan dana sebesar USD68 juta atau sebesar Rp1 triliun.
4. Ai-BrainScience
Perusahaan Ai-BrainScience milik Jepang ini berfokus pada kategori bioteknologi dan kesehatan yang telah berdiri sejak 2019. Menggunakan teknologi pelacakan mata, Ai-BrainScience telah mengembangkan penilaian kognitif yang cepat untuk membantu deteksi dini penyakit demensia.
Setiap tes membutuhkan waktu sekitar tiga menit dan mengevaluasi seberapa cepat pasien melihat serangkaian gambar yang ditampilkan di layar. Ai-BrainScience berencana untuk melisensikan teknologinya kepada perusahaan farmasi dan meluncurkan aplikasi yang tersedia untuk umum.
5. AmazingTalker
Sebagai sebuah pasar bimbingan belajar online, AmazingTalker menghubungkan siswa dengan instruktur bahasa, seperti bahasa Inggris dan Mandarin, dan mata pelajaran akademis lainnya. Pengguna membeli satu pelajaran pada satu waktu, dengan harga sekitar Rp151.784 per 50 menit, dan dari situ perusahaan rintisan ini mendapatkan komisi.
AmazingTalker yang telah mengumpulkan pendanaan sebesar Rp235,2 miliar, bahwa mereka telah memiliki 100.000 pengguna aktif di seluruh aplikasi dan situs webnya.