JAKARTA - Penggunaan kendaraan hybrid maupun kendaraan listrik berbasis baterai dinilai tepat untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya.
Penggunaan transportasi seperti ini juga menjadi penjaga kesadaran semua pihak akan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
“Karena sekali pun pembangkit listrik di sini masih banyak menggunakan batu bara, tetap saja hitung-hitungan emisi per kilometer yang dihasilkan kendaraan listrik dan hybrid lebih rendah ketimbang kendaraan bermesin bakar atau internal combustion engine/ICE,” ujar Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin, Jakarta, Jumat (8/9/2023).
Menurutnya, kendaraan listrik berbasis baterai masih menghasilkan jejak karbon atau emisi apabila setiap hari diisi ulang dengan listrik yang mayoritas berasal dari pembangkit bertenaga batu bara.
“Namun berdasarkan perhitungan KPBB, emisinya tetap bisa lebih rendah sekitar 28% per km ketimbang kendaraan ICE biasa,” kata Ahmad.
Terbukti, pada saat 4 unit atau setara dengan 1,6 GigaWatt PLTU Suralaya dalam posisi shutdown sejak 29 Agustus, polusi udara pada 30-31 Agustus tetap tinggi.