Senada, Anggota Komisi IV lainya, Daniel Johan juga mengaku yakin jika ketersedian dan cadangan stok strategis beras di tahun 2024 masih sangat cukup. Daniel mengatakan, hal itu lantaran sudah memastikan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) soal ketersedian cadangan beras di Indonesia. Bagi dia, ketersediaan menjadi penting mengingat tahun 2024 menjadi tahun sensitif bagi pangan dan juga politik. Pasalnya, produksi beras diperkirakan terbatas akibat dampak El Nino dan pada 2024 akan ada pemilu, puasa, dan Idul Fitri, yang akan meningkatkan konsumsi beras.
"Saat ini sangat cukup karena data yang digunakan perlu disesuaikan dengan data yang ada," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor menegaskan produksi beras dalam tiga tahun terakhir ini mengalami peningkatan dan terkonfirmasi tidak ada impor beras umum. Kemudian pada Januari hingga Oktober 2023, BPS memperkirakan produksi padi mencapai 27,88 juta ton, jika konsumsi berat pada tahun yang sama mencapai 25,45 juta ton, artinya ada surplus 2,43 juta ton.
"Kini 2023 kejadian aneh, ada anomali harga sementara produksi beras lebih dari cukup dan aman-aman saja. Justru anomali pasar ini yang perlu ditelusuri karena faktor pembentuk harga itu ya terkait juga sistem logistik, sistem distribusi, transportasi, juga struktur pasar dan perilaku pasar, terjadinya dinamika harga juga efek psikologi pasar dari pengaruh bias informasi krisis ekonomi global, iklim ekstrim, pasca covid dan lainnya," tutur Yadi.
(Fitria Dwi Astuti )