Pengakuan Bos AdaKami soal Investigasi Dugaan Nasabah Bunuh Diri Diteror DC

Ikhsan Permana, Jurnalis
Jum'at 22 September 2023 13:53 WIB
Pengakuan Bos AdaKami soal dugaan nasabah bunuh diri. (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - AdaKami mengaku bahwa sudah melakukan investigasi terhadap dugaan nasabah yang bunuh diri. Hal itu untuk mengkonfirmasi apakah benar yang bersangkutan nasabah mereka atau bukan.

Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega juga telah menyampaikan bela sungkawa jika memang pemberitaan tersebut terbukti benar.

 BACA JUGA:

"Mengenai korban bunuh diri. Jika berita itu betul, kami turut berbela sungkawa atas kejadian ini," kata Dino dalam konferensi pers di Hotel Manhattan, Jakarta Selatan, Jumat (22/9/2023).

Namun menurut Dino, untuk memastikan apakah berita tersebut benar atau tidak, pihaknya masih akan terus melakukan investigasi.

 BACA JUGA:

"Kita telusuri dulu berita itu betul atau tidak. Kita sudah mendatangi OJK, sebagai perusahaan peer-to-peer tentunya ada beberapa data yang kita perlukan," ujarnya.

Berkenaan dengan data tersebut, pihaknya sudah melakukan tindak lanjut dan konfirmasi kepada akun media sosial X (dahulu Twitter) yang pertama kali mempublikasikan.

"Selama ini kita sudah reach out ke akun viral itu untuk meminta nama, KTP, nomor telepon untuk bisa dishare ke kami dan kita akan investigasi sesuai dengan petunjuk OJK dan investigasi apakah benar yang bersangkutan adalah korban bunuh diri, kedua apakah dia nasabah AdaKami," jelasnya.

"Sampai saat ini kami belum mendapatkan informasi tambahan, kita masih menunggu informasi dari akun yang menyebarkan berita tersebut," imbuhnya.

Sebelumnya, kisah memilukan menimpa pria berinisial K. Dia nekat mengakhiri hidup karena terjerat pinjaman online.

Cerita itu dibagikan oleh akun Twitter/X @rakyatvspinjol, di mana korban merupakan seorang ayah dengan anak yang masih berusia 3 tahun.

Semula, kata akun tersebut, K meminjam uang di salah satu platform pinjol senilai Rp9,4 juta. Akan tetapi, K harus mengembalikan pinjaman hingga Rp19 juta.

Teror debt collector lantas berdatangan. Tak hanya terhadap keluarga, teror itu juga menyasar kantor korban. Alhasil, K di-PHK oleh kantornya.

"K, sebagai seorang pegawai honorer di salah satu kantor pemerintahan dengan kontrak 5 tahun lalu dipecat karena telepon yang masuk ke kantor sudah dirasa sangat mengganggu," tulis @rakyatvspinjol.

Usai dipecat, istri dan anak K memilih pulang ke rumah orang tuanya. Tak hanya itu, K turut menerima teror order fiktif ojek online (ojol) ke rumahnya. Tak tanggung-tanggung, teror order fiktif itu mencapai enam pesanan per hari.

Pihak keluarga lantas berupaya memediasi K dan istrinya. Saat itu, K mulai terbuka dan menceritakan permasalahan yang menimpanya akibat jeratan pinjol. Sang istri pun masih enggan pulang ke rumahnya karena takut.

Tepat dua hari setelah mediasi, teror dari debt collector tetap berlanjut. K pun mengakhiri hidupnya pada Mei 2023.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya