Wall Street Anjlok, Indeks S&P500 dan Nasdaq Catat Rugi Mingguan Terbesar

Arfiah, Jurnalis
Sabtu 23 September 2023 07:13 WIB
Wall Street ditutup melemah (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Bursa saham AS mengakhiri minggu yang penuh gejolak ketika imbal hasil obligasi pemerintah mencapai level tertinggi dalam 16 tahun dan investor mencerna revisi prospek hawkish Federal Reserve.

Dilansir dari Antara, Sabtu (23/9/2023), indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 106,58 poin atau 0,31%, menjadi menetap di 33.963,84 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 9,94 poin atau 0,23%, menjadi berakhir di 4.320,06 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 12,18 poin atau 0,09%, menjadi ditutup di 13.211,81 poin.

Di antara 11 sektor utama dalam S&P 500, sektor konsumer non-primer mengalami%tase kerugian paling besar, sementara teknologi dan energi merupakan dua sektor yang memperoleh keuntungan.

Ketiga indeks utama saham AS terombang-ambing hampir sepanjang sesi tetapi berakhir di zona merah.

Ketiganya membukukan kerugian mingguan, dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatat persentase penurunan Jumat-Jumat terbesar sejak Maret.

Pada Kamis (21/9), S&P 500 turun di bawah rata-rata pergerakan 100 hari - level support utama - untuk pertama kalinya sejak Maret. Kegagalan untuk menembus di atas level tersebut menunjukkan bahwa indeks masih berada di bawah tekanan turun.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun dari level tertingginya dalam 16 tahun karena investor mengalihkan fokus mereka dari panduan Fed yang hawkish ke data ekonomi penting yang akan segera dirilis.

Investor masih mencerna keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga utamanya, namun memperbarui Ringkasan Proyeksi Ekonomi triwulanan yang menunjukkan bahwa kebijakan moneter restriktif akan tetap berlaku lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

Pada Jumat (22/9), pernyataan dari Gubernur Fed Michelle Bowman mendukung sikap agresif FOMC, menyatakan target suku bunga dana Fed harus dinaikkan lebih lanjut dan dipertahankan "pada tingkat yang ketat untuk beberapa waktu" untuk menurunkan inflasi ke target bank sentral sebesar 2,0%.

Saham perusahaan-perusahaan China yang tercatat di AS termasuk PDD Holdings, JD.com, Li Auto dan Baidu naik antara 2,0% dan 4,0% di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi, sementara Alibabamelonjak 5,0% setelah Bloomberg melaporkan bahwa cabang logistik perusahaan Cainiao berencana untuk mengajukan IPO di Hong Kong secepatnya minggu depan.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya