Dan yang menjadi permasalahannya ialah akses dari dan ke Bandaranya. Dia mengatakan jika memasuki waktu jam sibuk untuk perjalanan menuju Bandara itu membutuhkan waktu 2 jam.
"Nah solusinya salah satu adalah menggunakan kereta untuk mempercepat kantong-kantong," katanya.
"Padahal penumpang itu 58 ribu orang yang masuk ke airport dan itu stuk dan kita merencakan lrt itu di Bali," tambahnya.
Sementara itu, Ervan juga menjelaskan permasalahan biaya juga menjadi tantangan tersendiri bagi pembangunan LRT Bali. Pasalnya pembangunan LRT Bali lewat jalur bawah tanah akan lebih 3 kali lipat lebih besar biayanya dibandingkan lewat jalur atas.
"Nah kita total saja misalnya dari bandara Ngurah Rai ke Kuta itu Rp5 triliun. Karena lewat bawah mahal sekali padahal cuma sekitar 4,9 km," katanya.
(Taufik Fajar)