Rupiah Ambruk ke Level Rp15.520/USD, Ini Penyebabnya

Anggie Ariesta, Jurnalis
Rabu 27 September 2023 16:05 WIB
Rupiah melemah hari ini. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (27/9/2023), turun 87 poin ke level Rp15.520 dari penutupan sebelumnya di Rp15.490.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS stabil pada hari Rabu mendekati level tertinggi baru dalam 10 bulan di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga AS, sementara euro dan sterling jatuh ke posisi terendah dalam enam bulan.

 BACA JUGA:

"Nada hawkish dalam pertemuan Federal Reserve baru-baru ini telah dikonfirmasi oleh para pejabat Fed dalam beberapa hari terakhir, karena mereka menandai kemungkinan bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut setelah menghentikan siklus kenaikan suku bunga pada minggu lalu,” tulis Ibrahim dalam risetnya.

Hal ini telah membuat imbal hasil Treasury AS melonjak dalam beberapa hari terakhir karena para pedagang menyesuaikan diri dengan kondisi moneter yang tetap ketat lebih lama dari perkiraan semula.

 BACA JUGA:

Imbal hasil acuan 10-tahun terakhir berada di 4,5255%, setelah mencapai level tertinggi 16-tahun di 4,5660% di sesi sebelumnya, mengakibatkan indeks dolar naik ke level yang terakhir terlihat pada November tahun lalu.

Sentimen di kalangan konsumen Jerman diperkirakan akan turun pada bulan Oktober, dengan indeks sentimen konsumen lembaga GfK turun menjadi -26,5 menjelang bulan Oktober dari sedikit revisi -25,6 pada bulan September.

Dari sisi sentimen internal, kenaikan harga minyak mentah dunia akibat dihentikannya ekspor bemsin dan solar dari Rusia ke Eropa dan Inggris membuat harga bensin dan solar terus mengalami kenaikan apalagi sebentar lagi akan memasuki musim dingin yang ekstrim di bulan November 2023 membuat harga-harga komoditas yang lainnya ikut merangkat naik dan akan berdampak terhadap inflasi inti.

 BACA JUGA:

“Begitu pula Indonesia yang saat ini masih melakukan impor Minyak mentah sehingga kebutuhan dolar untuk impor minyak mentah terus meningkat akibat penguatan dolar,” kata Ibrahim.

Di sisi lain pemerintah juga mengantisipasi permintaan dolar yang cukup besar bersamaan akhir kuartal ketiga 2023 dimana banyak Perusahaan yang listing di bursa baik Perusahaan plat merah maupun swasta harus membagi deviden untuk investor.

Periode pencairan dividen setiap tahunnya terjadi pada Mei dan September 2023.

Mei untuk dividen pertengahan tahun, sedangkan September keseluruhan tahun. Permintaan dolar AS di dalam negeri akan meningkat 1-2 bulan sebelum pencairan dividen.

Ini juga yang menjadi alasan rupiah berada dalam tren pelemahan hingga saat ini.

Kendati demikian, BI menyatakan pelemahan ini terjadi sementara. Fundamental ekonomi dalam negeri yang semakin membaik akan mendorong penguatan rupiah ke depannya.

Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup kembali melemah di rentang Rp15.510 - Rp15.580.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya