Selain langkah-langkah yang diusulkan pada modal hibrida dan jaminan portofolio, bank tersebut mengatakan pihaknya juga meningkatkan batas jaminan bilateral menjadi USD20 miliar dari USD15 miliar yang akan meningkatkan kapasitas pinjaman dari lembaga pemberi pinjaman utamanya, Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) sebesar USD5 miliar selama satu dekade.
Dikatakan bahwa pihaknya juga sedang menyelesaikan perjanjian jaminan sebesar USD1 miliar dari Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank) yang dipimpin China, yang selanjutnya akan meningkatkan pinjaman IBRD.
Bank tersebut mengatakan pihaknya telah mencapai kemajuan signifikan dalam rencananya untuk memperluas kemitraan publik dan swasta untuk memanfaatkan lebih banyak pendanaan, dan juga dapat menjangkau lembaga-lembaga non-pemerintah dan filantropi.
Dikatakan bahwa pihaknya juga mengusulkan klausul utang baru yang akan memungkinkan negara-negara untuk sementara waktu menunda pembayaran pokok utang jika terjadi bencana alam yang parah.
Pinjaman dapat diperluas lebih lanjut dengan menggunakan modal bank yang dapat ditarik, dana yang dijanjikan oleh anggota jika terjadi krisis namun diskusi lebih lanjut diperlukan dengan pemegang saham dan lembaga pemeringkat kredit. Demikian seperti dilansir Antara.
(Dani Jumadil Akhir)