JAKARTA - Pulau Rempang, Batam menjadi perbincangan setelah rencana investasi besar dari Xinyi Group senilai USD11,6 miliar atau sekitar Rp175 triliun (kurs Rp15.586 per USD).
Sejumlah fakta menarik terungkap seiring berbagai informasi yang disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, terkait proyek revitalisasi dan pemindahan warga Pulau Rempang.
Berikut okezone, Sabtu (7/10/2023), telah merangkum 5 fakta terkait investasi dan pemindahan warga Pulau Rempang:
1. Pemindahan Warga Rempang ke Tanjung Banon
Bahlil dalam pernyataannya memastikan tidak ada penggusuran atau relokasi warga di Pulau Rempang. Masyarakat Pulau Rempang akan digeser ke Tanjung Banon yang masih berada di Pulau Rempang. Sebanyak 300 warga sudah menyatakan kesiapannya untuk melakukan pemindahan.
2. Investasi Mega Xinyi Group
Xinyi Group berencana untuk menanamkan modal besar sebesar USD11,6 miliar atau sekitar Rp175 triliun di Pulau Rempang. Investasi ini meliputi berbagai sektor, seperti pabrik pemrosesan pasir silika, industri soda abu, kaca panel surya, kaca float, hingga industri sel dan modul surya.
3. Potensi Besar Bagi Indonesia
Investasi Xinyi Group diharapkan dapat membawa manfaat signifikan bagi Indonesia, seperti hilirisasi nikel. Ini mencakup peningkatan nilai ekspor, peningkatan lapangan kerja, dan berbagai efek positif bagi perekonomian Indonesia.
4. Investor Utama dari Cina
Investor utama di proyek revitalisasi Pulau Rempang adalah Lee Yin Yee, pemilik perusahaan pemroduksi kaca terbesar di dunia, Xinyi Glass Holdings. Hartanya senilai Rp35,1 triliun, dan melalui perusahaannya, dia akan mengucurkan investasi besar untuk mendukung proyek ini.
5. Rencana Jangka Panjang
Xinyi Glass Holdings berkomitmen untuk berinvestasi hingga tahun 2080 dalam proyek revitalisasi Rempang. Pemerintah Indonesia berharap investasi ini akan terlaksana sukses dan membawa dampak positif besar bagi pembangunan dan ekonomi Indonesia.
Pulau Rempang mengalami transformasi signifikan dengan rencana investasi megah dari Xinyi Group senilai USD11,6 miliar. Meskipun tanpa penggusuran warga, pemindahan ke Tanjung Banon adalah langkah strategis untuk mendukung proyek ini.
Dengan komitmen jangka panjang dari investor utama, Lee Yin Yee, dan dukungan penuh dari pemerintah, Pulau Rempang dapat menjadi lokomotif pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.
(Taufik Fajar)