JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengantisipasi migrasi pengguna Pertamax ke BBM Subsidi yakni Pertalite. Seperti diketahui, selisih harga jual Pertamax dengan Pertalite sekira Rp4 ribu per liter.
Di mana harga Pertamax dijual Rp14.000 dan Pertalite Rp10.000.
"Pertama, kita harus tetap menyatakan bahwa BBM Subsidi itu untuk rakyat yang memerlukan. Kita imbau bahwa Pertalite itu untuk masyarakat yang memerlukan dan memenuhi syarat atau eligible," Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji, Selasa (17/10/2023).
Oleh sebab itu, Tutuka meminta masyarakat yang mampu untuk tidak ikut menggunakan BBM Subsidi karena itu bukan peruntukkannya.
"Jadi kalau yang berada itu janganlah menggunakan BBM subsidi karena itu bukan peruntukkannya," urainya.
Tutukan menambahkan, pihaknya juga mendorong adanya revisi Perpres 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak untuk bisa dilaksanakan. Sebab menurutnya dengan demikian maka penyaluran BBM subsidi bisa lebih tepat sasaran.
"Kemudian, kita juga mendorong adanya tetap dilakukannya revisi perpres 191 supaya bisa dilaksanakan dan ini akan membuat kondisi yang lebih tepat sasaran untuk bbm yang bersubsidi," tukasnya.
Sebagaimana diketahui, PT Pertamina kembali menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi per 1 Oktober 2023 laly.
Kenaikan harga BBM Pertamina ini berlaku untuk jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite serta Pertamina Dex