"Saya merekomendasi buy untuk ANTM dengan TP Rp2.050," pungkasnya.
Sebelumnya, Senior Equity Analyst PT Jasa Utama Capital Sekuritas, Samuel Glenn Tanuwidjaa juga menambahkan bahwa kinerja emiten BUMN di sektor tambang tersebut cukup stabil.
Pendapatan ANTM tetap stabil dengan rata-rata pertumbuhan 15% yoy. Namun di bawah rata-rata pertumbuhan lima tahun sebelumnya (periode yang sama), hal ini didukung oleh kenaikan harga jual emas rata-rata.
"Selain itu, di sisi operasional, penjualan volume logam emas naik ke 13.508 kg atau tumbuh 0,3%. Saya melihat juga kenaikan laba usaha dan laba bersih ANTM naik 59% yoy dan 24% yoy," ucapnya.
BACA JUGA:
Menurutnya hal ini juga melebihi rata-rata kenaikan selama 5 tahun terakhir, didukung oleh penurunan beban umum dan administrasi sebanyak 30,4% dan penurunan beban penjualan sebanyak 3%.
Selain itu saya juga melihat adanya peningkatan net profit margin ANTM di semester I-2023, sebanyak 0,4% ke level 8,7% dibanding rata-rata di sepanjang tahun 2022 yakni 8,3%.
"Mengingat 62% pendapatan ANTM berasal dari penjualan emas, saya melihat pendapatan dari segmen emas akan tetap meningkat," bebernya.
Adapun faktornya, antara lain, kondisi ekonomi di China yang di kabarkan menurun, dengan kinerja PMI manufaktur, kinerja retail, dan properti sales, serta kinerja ekspor dan impor yang menurun selama beberapa kuartal di 2023 turut meningkatkan demand investors untuk emas sebagai safe haven Instrument.
Selain itu, economy outlook yang volatile karena peningkatan harga minyak WTI dan brent yang naik ke level tertinggi semenjak maret 2022 juga dinilai dapat membebankan transportation costs pada emiten-emiten domestik dan internasional.
Sehingga hal tersebut meningkatkan kekhawatiran investor akan penurunan kinerja marjin profitabilitas emiten-emiten.
Serta mengubah nilai valuasi harga saham emiten-emiten menjadi lebih rendah, khususnya di sektor manufaktur, perhotelan, restoran, retail consumer goods dan pertambangan.
(Zuhirna Wulan Dilla)