Dari sinilah, PHR membuat perencanaan strategis digital supaya bisa memenuhi kebutuhan bisnis saat alih kelola. Di mana PHR menerapkan teknologi digitalisasi dalam pengoperasian wilayah kerja Rokan.
Adapun transformasi digital sektor industri migas merupakan bagian dari strategi Indonesia Oil dan Gas (IOG) 4.0 yang sedang dijalankan.
Digitalisasi industri migas memungkinkan seluruh operasional utama migas diintegrasikan dan dipantau melalui sistem terpusat.
Adapun berbagai aktivitas yang dipantau secara digital mulai dari pengeboran, monitoring pengapalan, lifting, inventory hingga operasional produksi.
“Inilah yang menginisiasi kami untuk membangun Digital & Innovation Center (DICE) PT PHR,” kata dia.
Menurut Tri, DICE dibangun untuk mempercepat pengambilan keputusan oleh manajemen supaya manajemen mendapat informasi yang lengkap, akurat dan terpercaya sehingga keputusan yang diambil tersebut keputusan yang terbaik bagi perusahaan.
BACA JUGA:
“PHR saat ini sudah memiliki sistem yang lengkap dari ujung ke ujung, mulai dari pengambilan data di lapangan, kemudian melakukan analisa dari data yang ada, lalu kemudian integrasi data yang lain, maka keakuratan data yang ada di DICE Command Center bisa dikatakan cukup baik ditambah lagi dukungan teman-teman di lapangan yang selalu konsisten dalam menginput data yang tersimpan di dalam server yang memiliki kecanggihan teknologi,” kata Tri.
Selain itu, untuk memantau safety pekerjaan yang ada di lapangan, DICE memiliki solusi digital yaitu solusi ICE CCTV serta Intelijen CCTV. Solusi digital ini diba gun dengan menggunakan suatu sistem yang dapat membantu mendeteksi secara otomatis safety para pekerja.
“ICE CCTV tersebut dapat secara otomatis mendeteksi apakah pekerja di lapangan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap atau tidak, sehingga apabila ada pegawai yang tidak lengkap menggunakan APD pada saat di lapangan, otomatis alarm akan berbunyi di Command Center sehingga kita bisa melakukan tindak lanjut secara cepat,” ujar Tri.
Menurut Tri, implementasi digital ini mampu dilaksanakan karena adanya tata kelola transformasi digital dengan melihat kebutuhan masing-masing divisi yang ada di PHR.
“Dengan demikian kami memiliki digital plan dan digital solusi yang dapat membantu masing-masing divisi memenuhi target,” kata dia.
Tri berharap, dengan penerapan transformasi digital ini, PHR mampu meningkatkan kinerja demi mendukung ketahanan energi Indonesia.
“Seluruh proses transformasi digital yang dilaksanakan oleh PHR benar-benar diarahkan untuk ketahanan energi,” pungkas dia.
(Zuhirna Wulan Dilla)