JAKARTA - Emiten induk klub sepak bola Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) mencatat laba bersih senilai Rp2,07 miliar hingga kuartal III-2023. Capaian itu turun 93,07% year-on-year (YoY) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp29,97 miliar.
Alhasil laba per saham dasar BOLA menciut menjadi Rp0,35 per saham, dari semula Rp5,00 per saham.
Sejatinya perusahaan milik Pieter Tanuri ini membukukan pendapatan usaha Rp239,36 miliar, lebih rendaBACA JUGA:
Emiten Bali United (BOLA) Bidik Pendapatan Rp370 Miliar di 2022h 7,61% YoY. Sayangnya, beban operasi yang membengkak membawa kinerja operasional BOLA merugi kotor Rp61,37 miliar, berbalik dari posisi laba kotor tahun lalu di angka Rp19,07 miliar.
Kontribusi utama pemasukan BOLA berasal dari segmen komersial manajemen klub yang mencapai Rp91,23 miliar. Sport agency dalam urusan siaran langsung video dan rekaman memberi pemasukan Rp70,64 miliar.
Posisi ketiga dikontribusikan oleh sponspor yang mencapai Rp65,07 miliar, meningkat dari posisi tahun sebelumnya. Hasil kontribusi klub memberi Rp6,69 miliar, disusul pertandingan Rp2,81 miliar, sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan, Rabu (1/11/2023).
Sejumlah beban operasional tampak meningkat tahun ini. Porsi terbesar berasal dari gaji yang mencapai Rp78,72 miliar, disusul kenaikan biaya fee profesional mencapai Rp54,7 miliar. Terdapat kenaikan nilai depresiasi dan amortisasi, ditambahan peningkatan biaya sponsorship yang mencapai Rp20,41 miliar.
Bagaimana Laba Terbentuk?
Pendapatan keuangan memberi penyegaran terhadap keuangan BOLA sebesar Rp65,40 miliar. Mayoritas merupakan penghasilan bunga dari sejumlah instrumen keuangan.
Angka ini menjadi penyeimbang dari kerugian operasional kotor yang mencapai Rp61,37 miliar. Setelah dipoting sejumlah beban keuangan, maka laba sebelum pajak BOLA bertahan di angka Rp3,97 miliar.
Balance sheet BOLA hingga kuartal III 2023 menunjukkan koreksi aset 0,2 persen year-to-date menjadi Rp771,42 miliar. Kewajiban utang (liabilitas) melandai 10,08 persen ytd sebesar Rp53,12 miliar, sedangkan modal bersih (ekuitas) tumbuh di angka Rp718,29 miliar.
Kas yang digenggam BOLA akhir September tersisa Rp83,95 miliar, berkurang lebih dari Rp30 miliar dari awal tahun akibat sejumlah pengeluaran seperti perolehan aset tetap, penempatan investasi, hingga pembayaran utang.
(Feby Novalius)