Perseroan juga mengungkapkan, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga menyusut menjadi Rp22,33 miliar, dari sebelumnya Rp72,1 miliar pada enam bulan pertama tahun 2021. Beban operasi perseroan per 30 Juni 2022 tercatat berjumlah Rp155,89 miliar, lebih besar dari semester I-2021 di Rp67 miliar.
Perusahaan sebenarnya berhasil membalikkan keadaan menjadi laba bruto di semester I-2022 sebanyak Rp19,34 miliar. Pada semester pertama tahun lalu, BOLA membukukan rugi bruto Rp31,6 miliar. Bedanya, pada semester I-2021, BOLA mencatatkan pendapatan keuangan sampai Rp111,5 miliar.
Sedangkan, pendapatan keuangan di semester pertama tahun ini hanya sebanyak Rp6,11 miliar. Laba sebelum pajak BOLA senilai Rp25,5 miliar pada semester satu tahun ini. Sedangkan, pada semester I-2021, laba sebelum pajaknya lebih besar mencapai Rp69,99 miliar.
Tahun ini, BOLA menargetkan pendapatan sebesar Rp370 miiliar dan laba bersih sekitar Rp30 miliar seiring dengan kompetisi Liga 1 yang telah di mulai.
”Target pendapatan kami di 2022 pasti bertumbuh dibanding 2021, kami targetkan sekitar Rp370 miliar pendapatannya, dengan target net income kami sekitar Rp30 miliar di 2022," kata Direktur Bali Bintang Sejahtera, Yohanes Ade BM.