2. Roda LRT Jabodebek aus
Permasalahan LRT Jabodebek terkait keausan roda yang baru saja ditemukan setelah LRT Jabodebek beroperasi dipertanyakan.
Menurut Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana, permasalahan tersebut seharusnya bisa teridentifikasi sebelum dioperasikan secara komersial. Pasalnya permasalahan tersebut mengakibatkan terganggunya operasional LRT sendiri.
"Ini memang semestinya tidak terjadi, di saat frekuensi perjalanan harusnya ditingkatkan supaya jeda antar perjalanan (headway ) nya rapat dan jam operasi perjalanan mestinya ditambah, tetapi malahan armada yang dioperasikan berkurang signifikan," katanya saat dihubungi, pada 29 Oktober 2023.
3. Masyarakat dirugikan soal waktu
LRT Jabodebek kembali mengalami masalah keausan pada roda setelah beroperasi. Hal ini pun membuat manajemen LRT Jabodebek hanya menjalankan 9 trainset dari 31 trainset yang ada.
Oleh sebab itu, beberapa masyarakat merasa dirugikan soal waktu saat menggunakan transportasi LRT ini.
Menyikapi permasalah tersebut, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai, masalah utama LRT sepi penumpang adalah prasarananya yang masih kurang.
“Saya melihat bahwa ini bukan masalah manajemen LRT-nya. Namun masalah prasarananya. Jadi ini tugas PT INKA karena kewenangannya mereka,” ucapnya saat dihubungi Okezone, Minggu (29/10/2023).
4. Masyarakat meminta harga tiket turun
Masyarakat meminta adanya penurunan tarif LRT Jabodebek menjadi Rp5.000 untuk semua relasi.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan bahwa pihaknya masih belum mau menurunkan tarif tersebut.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan persoalan yang terjadi saat ini terkait roda kereta LRT Jabodebek mengalami keausan merupakan hasil evaluasi tersebut.
Di mana hasil evaluasi tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan serta aspek keselamatan dari moda transportasi LRT Jabodebek.