Apakah Rokok Kretek asal Indonesia? Begini Asal Usulnya

Rina Anggraeni, Jurnalis
Senin 06 November 2023 15:36 WIB
Ilustrasi (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA- Mengulik apakah rokok kretek asli Indonesia? Pasalnya banyaknya brand asal Indonesia menggunakan rokok kretek yang dijual pasaran.

Apalagi beberapa perusahaan rokok terbesar Indonesia sukses menjual rokok kretek di belahan dunia. Tentunya orang penasaran mengenai asal usul rokok kretek. 

Lantas apakah rokok kretek asli Indonesia? Hal itu merupakan warisan nusantara. Sebab, diceritakan Pramoedya Ananta Toer pada 1950-an, dikutip dari buku "Kretek Kajian Ekonomi & Budaya 4 Kota". Ketika Haji Agus Salim, negarawan yang saat itu menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia di Inggris, menghisap kreteknya di satu pertemuan diplomatik di Kota London.

Aroma dari rokok tersebut memancing seorang diplomat barat bertanya tentang apa yang sedang dihisap oleh Agus Salim. Agus Salim pun menjawab "Inilah yang membuat nenek moyang Anda sekian abad lalu datang dan kemudian menjajah negeri kami". Setelah itu, rokok kian terkenal.

Rokok kretek sendiri adalah rokok yang menggunakan tembakau asli yang dikeringkan, dipadukan dengan cengkeh dan saat dihisap terdengar bunyi kretek-kretek.

Tidak ada jejak pasti kapan rokok kretek lahir di nusantara. Akan tetapi, menurut budaya tutur dikalangan para pekerja pabrik rokok secara turun menurun, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19.

Mulanya penduduk asli Kudus, Jawa Timur, mengaku sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh.

Setelah itu, sakitnya pun berangsur pulih. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.

Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama.

Bahkan sebelum Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus kulit jagung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.

Ketua Umum Komunitas Kretek, Aditya Purnomo menilai bahwa keberadaan kretek di Indonesia bukan sekadar barang dagang, akan tetapi kretek merupakan warisan budaya nusantara.

"Kretek juga turut hidup dalam budaya masyarakat kita. Di beberapa daerah masih ada orang yang memberi undangan pernikahan dengan memberikan sebungkus kretek. Pun dalam berbagai acara selamatan, kretek tersaji di gelas-gelas sebagai penghormatan kepada tamu yang datang," jelasnya.

(RIN)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya