7 Fakta LRT Jabodebek Banyak Masalah hingga Atap Stasiun Bocor

Fadillah Rafli Anwari, Jurnalis
Sabtu 11 November 2023 08:14 WIB
LRT Jabodebek kian alami masalah. (Foto: KAI)
Share :

JAKARTA - LRT Jabodebek yang awalnya diharapkan menjadi solusi inovatif untuk mengatasi kemacetan, kini tengah dilanda serangkaian masalah.

Dari masalah teknis seperti keausan roda hingga terjadi atap stasiun yang bocor akibat hujan deras.

 BACA JUGA:

Berikut Okezone Sabtu (11/11/2023), merangkum fakta-fakta terkini yang dapat menjelaskan situasi yang tengah dihadapi oleh LRT Jabodebek:

1. Jumlah Trainset Berkurang

Jumlah trainset yang beroperasi mengalami penurunan signifikan, hanya sembilan dari total 31 yang seharusnya beroperasi.

Hal ini mengakibatkan jarak kedatangan kereta (headway) menjadi satu jam, meningkatkan kekesalan dan ketidaknyamanan pengguna layanan LRT Jabodebek.

Manajer Public Relations LRT Jabodebek, Kuswardoyo menegaskan bahwa keausan roda pada 18 trainset menjadi penyebab utama permasalahan ini.

 BACA JUGA:

"Kondisi roda pada 18 trainset mengalami keausan sehingga perlu melakukan perawatan pembubaran roda. Sejauh ini, kami hanya dapat menjalankan sembilan trainset, sedangkan 22 lainnya mengalami berbagai kendala perbaikan," ujar Kuswardoyo.

2. Kelayakan Operasional Dipertanyakan

Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Aditya Dwi Laksana, secara tegas mempertanyakan kelayakan operasional LRT Jabodebek.

Dia menyatakan bahwa masalah keausan roda seharusnya dapat teridentifikasi sebelum fase operasional komersial.

"Ini seharusnya tidak terjadi. Evaluasi seharusnya dilakukan dengan lebih cermat sebelum LRT dijalankan secara penuh. Keterbatasan armada dan frekuensi perjalanan yang menurun tidak seharusnya menjadi kendala," ungkap Adity.

3. Masyarakat Merasa Dirugikan

Dampak dari keausan roda dan kendala teknis lainnya membuat sejumlah masyarakat merasa dirugikan, terutama terkait keterlambatan dalam penggunaan LRT Jabodebek.

Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menilai bahwa masalah utama bukan semata-mata pada manajemen, melainkan pada kurangnya investasi dalam prasarana pendukung.

"Masalah ini adalah tugas PT INKA untuk meningkatkan kualitas prasarana pendukungnya," komentar Djoko Setijowarno.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya